Siapa Lawan Pak Jokowi di Pilpres 2019? Menurut saya Prabowo Subianto akan sangat susah melawan Jokowi yang sudah banyak menarik hati rakyat. Kalau Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo? Saya yakin susah juga, apalagi beliau baru digadang-gadang didukung oleh partai kecil. Kalu digabungkan Capres dan Cawapres Prabowo dan Gatot, kemungkinan menang jadi Presiden juga susah dan pasti kalah telak dari Bapak Joko Widodo.
Setujukah anda dengan pernyataan Ahok saat diwawancarai
salah satu stasiun televisi mengenai Temuan Fitra tentang pembengkakan
anggaran Blusukan Jokowi-Ahok yang membengkak sebesar 34 juta rupiah per hari
atau realisasi anggaran dalam setahun sebesar 26,6 miliar rupiah.
Fitra membandingkan anggaran blusukan Jokowi dengan mantan
Gubernur Jakarta dulu Fauzi Bowo. Menurutnya, anggaran Foke (Fauzi Bowo)
justruu lebih kecil dibandingkan dengan anggaran blusukan-nya Jokowi-Ahok
sekitar 17 juta rupiah per hari.
Namun, sekali lagi saya setuju dengan pernyataan Ahok, dia
mengatakan kepada pers bahwa data temuan Fitrah tersebut disinyalir ada muatan
politis di tengah isu elektabilitas Jokowi yang sedang naik daun di kancah
Pilpres 2014.
Menurutnya “Kalau semasa Foke, ada namanya tunjangan
operasional untuk gubernur dan wakil gubernur, apakah masyarakat tahu akan hal
itu? Nah semasa kepemimpinan Jokowi, tunjangan ini dibuka ke publik supaya ada
transaparansi publik jadi tidak di sembunyi-sembunyikan.”
Menurut Ahok, “Setiap tahun PAD (Penerimaan Asli Daerah) itu
mengalami kenaikan, dan 0,15 persennya dari PAD adalah untuk tunjangan Gubernur
dan Wakilnya). Karena PAD Jakarta naik, maka wajar selisih kenaikan anggaran
Blusukan Jokowi menjadi naik dan itu ada PP-nya (Peraturan Pemerintah).”
“Mungkin ada unsur muatan politis, entah itu dari partai
tertentu atau bukan, yang jelas mereka iri terhadap program blusukannya
Jokowi-Ahok, kalau mereka meniru gaya Jokowi-Ahok mungkin malu, jadi mereka
mencari-cari berbagai kelemahan Jokowi agar pamornya turun.”
Bagi segelintir orang, gaya blusukan Jokowi mungkin dinilai
hina atau ingin pamer dengan tujuan menarik simpatik warga. Namun, gaya
blusukan Jokowi adalah tipe pemimpin
yang dekat dengan rakyat, seperti tidak ada sekat antara rakyat dengan
pemimpinnya. Dan itu adalah tipe pemimpin yang cepat tanggap terhadap
kepentingan warga bukan kepentingan parpol atau golongan tertentu.
Gaya blusukan Jokowi dinilai efektif menurut saya karena
kebutuhan, kepentingan masyarakat tidak perlu nyangkut di dewan perwakilan rakyat dulu sampai harus
menunggu sidang DPR apakah kepentingan rakyat disetujui atau tidak. Gaya
blusukan Jokowi setidaknya telah mempercepat laju pertumbuhan ekonomi karena
kepentingan masyarakat langsung diatasi dan tidak perlu menunggu aba-aba dari
pemerintah pusat.
Saya salah satu dari jutaan rakyat Indonesia yang pasti
setuju dengan program blusukan Jokowi-Ahok. Teruslah berjuang dan jangan ragu
untuk bergerak demi kemajuan bangsa karena perjuanganmu belum selesai. Masih
banyak jutaan rakyat Indonesia yang masih miskin dan butuh pemimpin yang
tanggap seperti Pak Jokowi.
Comments
Post a Comment