Siapa Lawan Pak Jokowi di Pilpres 2019? Menurut saya Prabowo Subianto akan sangat susah melawan Jokowi yang sudah banyak menarik hati rakyat. Kalau Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo? Saya yakin susah juga, apalagi beliau baru digadang-gadang didukung oleh partai kecil. Kalu digabungkan Capres dan Cawapres Prabowo dan Gatot, kemungkinan menang jadi Presiden juga susah dan pasti kalah telak dari Bapak Joko Widodo.
Saya memuat tulisan ini karena merasa peduli meskipun terkadang saya tidak peduli. Saya terhenti berselancar di dunia maya karena ada pemberitaan dari Fanpage-nya World Economic Forum tentang Swimming Trough a tide of rubbish (Berenang diatas gunungan sampah) maaf kalo saya salah mengartikannya, yang jelas itu terjadi di salah satu lokasi pantai yang ada di Indonesia.
Berbagai limbah plastik dan sampah merajalela dimana-mana, bahkan banyak komentar netizen asing mencela dan mengecap Indonesia sangat kotor dan tidak bisa mengelola masalah limbah plastik dan sampah ini. Saya rasa mereka sangat peduli terhadap negara kita ini dan ingin melihat negara kita bersih, indah, asri sehingga enak dikunjungi.
Kalau negara kita tidak terurus, kotor dan banyak limbah plastik dan sampah dimana-mana, bukan tidak mungkin, dua atau tiga tahun kedepan, negara kita kehilangan devisanya dari wisatawan asing. Siapa yang mau berkunjung ke negara kotor, jorok, banyak sampah di jalan, di sungai, di pantai, dan dimana-mana ada gunungan limbah plastik.
Salah siapa dosa siapa? Kalau kita merasa malu, jangan malu-maluin diri dengan buang sampah sembarangan. Kalau kita tahu kebersihan sebagian dari iman, bersihin tu sampah kita sendiri. Kalau anda murid AA Gym pasti tau TPS (Tahan, pungut, simpan). Salah siapa dosa siapa? Bilangin ke Dillan, yang berat itu bukan Rindu, yang berat itu adalah buang sampah pada tempatnya, Bilangin ke Dillan, yang berat itu bukan rindu, tapi mendidik mental para orangtua untuk buang sampah pada tempatnya.
Kenapa anak-anak gak kebawa? Anak-anak masih bisa kita tegur dan harus diawasi terus, seperti di sekolahan saya, anak-anak selalu saja ada yang buang sampah bekas jajanan di lapangan sekolah, di halaman rumput sekolah, dan di pinggir-pinggir ruas sekolah. Padahal mereka sudah di bilangin, di kasih contoh cara buang limbah plastik dan sampah yang benar, sudah diberi hukuman yang berat. Selalu saja ada yang buang sampah sembarangan. Menyuruh anak untuk buang sampah aja lumayan berat, apalagi menyuruh orangtuanya yah.
Arghh.. Sudahlah, Indonesia memang darurat limbah plastik dan sampah, dan ini memang tugas kita semua kaum muda yang merasa berpendidikan tinggi, sudah selayaknya kita menggiatkan diri kita sendiri dulu untuk memberi teladan kepada siapa saja yang kurang tahu atau pura-pura tidak tahu makna dan pengamalan adab kebersihan sebagian dari iman.
Kita semua berdosa sama Allah dan Negara ini, mari kita sama-sama perbaiki diri, perbaiki lingkungan sekitar meskipun sulit. Pasti ada jalan keluar, mudah-mudahan pemerintah memberikan perhatian lebih lagi untuk memperbaiki watak dan karakter bangsa ini, mudah-mudahan pemerintah menemukan solusi dalam menangani masalah sampah dan limbah plastik yang merajalela ini, dan juga mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosa kita yang selalu lalai dalam menjaga kebersihan diri kita.
Berbagai limbah plastik dan sampah merajalela dimana-mana, bahkan banyak komentar netizen asing mencela dan mengecap Indonesia sangat kotor dan tidak bisa mengelola masalah limbah plastik dan sampah ini. Saya rasa mereka sangat peduli terhadap negara kita ini dan ingin melihat negara kita bersih, indah, asri sehingga enak dikunjungi.
Kalau negara kita tidak terurus, kotor dan banyak limbah plastik dan sampah dimana-mana, bukan tidak mungkin, dua atau tiga tahun kedepan, negara kita kehilangan devisanya dari wisatawan asing. Siapa yang mau berkunjung ke negara kotor, jorok, banyak sampah di jalan, di sungai, di pantai, dan dimana-mana ada gunungan limbah plastik.
Salah siapa dosa siapa? Kalau kita merasa malu, jangan malu-maluin diri dengan buang sampah sembarangan. Kalau kita tahu kebersihan sebagian dari iman, bersihin tu sampah kita sendiri. Kalau anda murid AA Gym pasti tau TPS (Tahan, pungut, simpan). Salah siapa dosa siapa? Bilangin ke Dillan, yang berat itu bukan Rindu, yang berat itu adalah buang sampah pada tempatnya, Bilangin ke Dillan, yang berat itu bukan rindu, tapi mendidik mental para orangtua untuk buang sampah pada tempatnya.
Kenapa anak-anak gak kebawa? Anak-anak masih bisa kita tegur dan harus diawasi terus, seperti di sekolahan saya, anak-anak selalu saja ada yang buang sampah bekas jajanan di lapangan sekolah, di halaman rumput sekolah, dan di pinggir-pinggir ruas sekolah. Padahal mereka sudah di bilangin, di kasih contoh cara buang limbah plastik dan sampah yang benar, sudah diberi hukuman yang berat. Selalu saja ada yang buang sampah sembarangan. Menyuruh anak untuk buang sampah aja lumayan berat, apalagi menyuruh orangtuanya yah.
Arghh.. Sudahlah, Indonesia memang darurat limbah plastik dan sampah, dan ini memang tugas kita semua kaum muda yang merasa berpendidikan tinggi, sudah selayaknya kita menggiatkan diri kita sendiri dulu untuk memberi teladan kepada siapa saja yang kurang tahu atau pura-pura tidak tahu makna dan pengamalan adab kebersihan sebagian dari iman.
Kita semua berdosa sama Allah dan Negara ini, mari kita sama-sama perbaiki diri, perbaiki lingkungan sekitar meskipun sulit. Pasti ada jalan keluar, mudah-mudahan pemerintah memberikan perhatian lebih lagi untuk memperbaiki watak dan karakter bangsa ini, mudah-mudahan pemerintah menemukan solusi dalam menangani masalah sampah dan limbah plastik yang merajalela ini, dan juga mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosa kita yang selalu lalai dalam menjaga kebersihan diri kita.
Comments
Post a Comment