Siapa Lawan Pak Jokowi di Pilpres 2019? Menurut saya Prabowo Subianto akan sangat susah melawan Jokowi yang sudah banyak menarik hati rakyat. Kalau Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo? Saya yakin susah juga, apalagi beliau baru digadang-gadang didukung oleh partai kecil. Kalu digabungkan Capres dan Cawapres Prabowo dan Gatot, kemungkinan menang jadi Presiden juga susah dan pasti kalah telak dari Bapak Joko Widodo.
Pakai E-KTP masih ribet enggak? Gimana enggak ribet, kalau
kita mau ngelamar kerja, mau pesen tiket Kereta Api, mau bikin SIM dan STNK,
mau bikin passpor, pengajuan beasiswa, mau bikin NA (surat nikah), mau bikin KK
wah kayaknya bakal ribet urusannya, Ujung-ujungnya pasti Duit lagi duit lagi
(UUD).
Kalau boleh dibilang pemerintah itu perencanaan tapi tanpa
persiapan, seharusnya pemerintah itu seperti kata pepatah lama “Sedia payung
sebelum hujan.” Pemberlakuan E-KTP seharusnya dipersiapkan pula kompensasi
adanya E-KTP itu, jangan seperti sekarang, membuat masyarakat menjadi bingung
dan harus keluar uang lagi.
Bagaimana tidak, dalam surat edaran Mendagri Nomor
471.13/1826/SJ, tertanggal 11 April 2013. Di sana dijelaskan bahwa E-KTP tidak
diperkenankan di fotokopi, di stapler, dan diperlakukan hingga merusak fisik
kartu.
Penggantinya ada, Bunyi surat edaran tersebut “sebagai
pengganti E-KTP dicatat NIK (Nomor Induk Kepegawaian) dan nama lengkap yang
bersangkutan. Bila masih terdapat unit kerja atau badan usaha yang memberikan
pelayanan tersebut akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, karena sangat merugikan masyarakat pemilik
E-KTP.”
“Tidak boleh di klip atau di stapler karena E-KTP yang
sekarang ini dibuat dari bahan plastik sehingga bisa saja rusak. Kartu E-KTP
tidak mudah patah bahkan hingga 50 kali dicoba untuk dilipat atau dipatahkan”
kata Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi , saat penanda tanganan nota
kesepahaman dengan Bank Indonesia(BI) terkait penggunaan e-KTP yang diwartakan
di Harian Umum Pikiran Rakyat hari ini.
Senyuman Arfa maut loh Hati-hati jangan sampai bikin sedih ya |
Nah, gimana donk kalau sudah terlanjur pakai e-KTP, trus
kita mau ngelamar kerja, mau bikin SIM, dan mau pesen tiket Kereta Api.
Syaratnya kita kan harus ngasih fotokopi KTP, tapi kalau rusak ktp-nya,
ternyata chip yang tertanam di dalamnya gak bisa terbaca oleh Card Reader
karena kelalaian kita tuh.
Otomatis harus bikin lagi donk, dan jelas kalau
bikin lagi, biayanya pasti lebih mahal dibandingkan dengan KTP biasa. Bikin KTP biasa aja, saya setahun yang lalu biayanya lima
puluh ribu rupiah (50,000,00). Gak tahu deh kalau bikin e-KTP bisa-bisa 100-an
lebih. Mahal amat sih buat jadi penduduk Indonesia.
Sudah mahal, ribet pula jadi orang Indonesia tuh. Ini
teralami sama saya sebagai orangtua dari anak yang baru berumur 18 bulan. Buat
bikin akte kelahiran Saja buat anak saya ribetnya minta ampun, apalagi katanya
sudah umur lebih dari setahun harus di sidang, emangnya nyulik anak orang. Malu saya jadi orang
Indonesia, pemerintahnya sendiri enggak peduli sama kita, yang ada dipikiran
mereka cuman duit duit duit saja.
Kapan bangsa ini mau maju, kalau para pelayan publiknya
rakus semua. Akan tetapi, saya selalu berdoa agar para pemimpin kita,
pejabat-pejabat, dan pelayan-pelayan publik baik di kota maupun desa agar
mereka diberikan kesadaran diri dan mau bertobat.
Comments
Post a Comment